Mengenal Mahkluk Petta (Hantu Gentayangan)


The ghost of Mae Nak

Mahkluk petta atau hantu apa itu?

Dalam masyrakat khususnya di Indonesia dan negara Asia, kata, " hantu" atau " ghost " atau " petta " sudah bukan hal yang jarang untuk di dengar. Mulai dari para anak kecil hingga orang dewasa telah mengetahui apa itu mahkluk yang bernama hantu. Berbagai kejadian aneh terkadang sering di kaitkan dengan hantu, biasanya yang berkaitan dengan kematian.

Namun sebenarnya, hantu atau petta itu apa sih? apakah mereka nyata atau tidak? apakah mereka seperti yang di ceritakan di TV di mana mereka adalah mahkluk yang menyeramkan dan bengis yang dapat membunuh manusia?
Sejak kecil doktrinasi tentang hantu selalu saja buruk. Hantu sering di artikan sebagai sesuatu yang jahat dan pantas untuk di hindari. Parahnya juga hantu malah di jadikan objek kebencian bagi manusia di karenakan rupa dan sosoknya yang kebanyakan mengerikan. Di film-film sering di gambarkan hantu membunuh manusia karena dendam dan masih banyak lagi doktrinasi-doktrinasi buruk tentang hantu. Pengertian buruk tentang hantu ini kemudian di bawa seseorang dari anak-anak hingga mereka dewasa. Bahkan di Indonesia dan beberapa negara Asia ada kebiasaan di mana anak-anak kecil tidak di bolehkan untuk pulang pada malam hari (setelah pukul 6 sore). Alasannya simpel, " nanti di culik wewe gombel, kuntilanak, kuyang, dsb. " Kebiasaan lainnya adalah kebiasaan untuk mencuci kaki, mandi, ganti baju setelah melayat dan pergi ke pekuburan. Pemahaman yang salah ini terus saja di bawa bahkan sudah menjadi tradisi.

Dua tradisi yang telah di sebutkan sebenarnya tidak seratus persen salah demikian pula dengan doktrinasi buruk tentang hantu. Tetapi, sebagai orang yang bijaksana hendaknya mengerti pandangan benar tentang apa arti di balik kedua tradisi tersebut dan memahami betul secara dhamma apa itu mahkluk " hantu " sehingga pandangan kita menjadi terang dan tidak menjadikan hantu sebagai objek buruk atau kebencian di pikiran kita.




Penjelasannya demikian:

Mahkluk hantu atau petta adalah mahkluk menderita yang terlahir di salah satu dari ke empat alam appaya bhumi atau alam penderitaan. Sang Buddha mengkategorikan mahkluk petta ini sebagai mahkluk dugati ahetuka puggala atau mahkluk menderita yang di lahirkan dengan tiga akar ( lobha, moha, dosa). Mahkluk yang terlahir di alam petta cenderung dominan lobha nya atau nafsu kemelekatannya terhadap dunia ini. Sehingga mahkluk ini cenderung mengambil rupa yang sama seperti ketika mereka masih hidup atau seperti detik-detik sebelum mereka meninggal. Ada pula mahkluk petta yang tidak berwujud sama seperti wujud mereka ketika mereka masih hidup. Semua ini di karenakan karma mereka yang menyebabkan wujud mereka berubah.

Hantu seorang upasika yang baik di Myanmar melekat pada sanak keluarganya
Story: The Secret of Peta book

Kategori mahkluk petta cukup banyak. Yang kebanyakan mengambil wujud yang sama ketika mereka masih hidup adalah petta: paradatupajivika petta. Hantu kategori ini masih bisa di limpahi jasa supaya bisa tenang dan terlahir kembali di alam yang lebih baik. Hantu yang lainnya tidak bisa di limpahi jasa sebab kemelekatan maupun kebencian mereka cenderung lebih kuat.

Untuk kategori mahkluk petta dapat di lihat pada link ini:
https://dhammasavanajayasaccako.blogspot.com/p/k.html

Mahkluk petta sebenarnya tidak semuanya buruk seperti yang di sampaikan media-media. Memang mereka cenderung buruk karena karma buruk yang pernah mereka lakukan dan menyebabkan mereka terlahir di alam petta ini. Kita tidak perlu takut dan benci pada mahkluk petta justru mahkluk petta ini kasihan dan banyak dari mereka yang membutuhkan bantuan dari kita melalui pelimpahan jasa kita dan kebaikan-kebaikan kita. Ada pula yang butuh bantuan sebab ada suatu masalah mereka yang belum terselesaikan.

Ada beberapa sebab mengapa mahkluk petta mengganggu manusia:

  • mereka membutuhkan pertolongan karena ada sesuatu yang belum terselesaikan
  • mereka merasa terusik dan terganggu oleh kehadiran manusia
  • mereka memiliki hubungan buruk dengan manusia tersebut karena dendam dari kehidupan lampau
  • mereka di kirim oleh paranormal atau dukun untuk meneror manusia tersebut dengan maksud tertentu
  • mereka tertarik dengan manusia tersebut karena manusia tersebut memiliki sesuatu yang istimewa, i.e. aura indigo yang kuat atau jika manusia tersebut memiliki metta cinta kasih yang luar biasa sehingga banyak mahkluk astral merasa tertarik dengan manusia tersebut.
Jadi jika ada saudara kita atau teman kita atau siapapun yang setelah meninggal dunia menjadi petta dan memberikan " mimpi " pada kita maupun menemui kita, kita yang mengenal Dhamma tidak seharusnya merasa takut atau bahkan mengusir mereka. Kita harus membantu mereka dengan pelimpahan jasa kita atas nama mereka sehingga mereka bisa segera terlahirkan di alam yang lebih baik dan mengurangi penderitaan mereka.

Selain itu tidak perlu khawatir, mahkluk petta tidak dapat membunuh manusia secara langsung. Mereka mungkin dapat mengkondisikan manusia itu untuk melakukan sesuatu yang membahayakan manusia tersebut seperti " membisiki ". Jika manusia tersebut tidak memiliki kesadaran yang kuat dan memiliki kecenderungan yang lemah akan kesadaran mereka, mereka dapat di " rasuki " oleh mahkluk tersebut. Sebenarnya pandangan ini tidak tepat sebab Buddhisme tidak mengakui adanya " roh " yang raganya di rasuki oleh mahkluk lain. Pandangan yang tepat adalah mahkluk petta atau mahkluk astral lain dapat mempengaruhi kesadaran seseorang. 

Lalu Bagaimana Penjelasan tentang Kesadaran Manusia yang di pengaruhi oleh sosok Mahkluk Lain? 


Kesadaran yang lemah mampu membuat manusia di pengaruhi mahkluk lain
Di dalam Abhidhamma pitaka, di jelaskan vitthi atau proses dari mental manusia dalam berbagai kondisi. Sang Buddha menjelaskan dengan sangat rinci bagaimanakah proses kesadaran manusia dan mahkluk ketika mereka lahir, hidup, menjelang kematian, bahkan ketika mereka mencapai Jhana atau alam Brahma. Dalam proses kesadaran (bhavanga) terdapat 17 rangkaian kesadaran yang muncul lenyap ketika seseorang mengenali objek.

Proses kesadaran ini muncul sangat cepat bahkan dalam 1 kedipan mata ada miliaran kali kesadaran yang muncul. Kesadaran ini pula lah yang berperan dalam perbuatan kita sebab sebelum kita melakukan sesuatu, kita berpikir kemudian melakukan sesuatu. Ketika seseorang di rasuki, kesadaran mereka sangatlah lemah, mereka mudah masuk dalam keadaan kesadaran yang mudah di pengaruhi oleh mahkluk lain tanpa mereka tau apa yang mereka lakukan. Ini di karenakan dari 17 rangkaian kesadaran, 2 rangkaian yang terakhir yaitu rangkaian 16 (sampaticchana citta) dan  16 (santirana citta) gagal untuk meregistrasi objek ke dalam sanna atau memori sehingga ketika kita bertanya pada orang yang habis dirasuki mereka tidak sadar. Proses kesadaran ini hampir sama seperti ketika seseorang " mabuk. "  Apa yang mereka lakukan, tidak mereka sadari.  Perbedaannya dari keduanya hanyalah yang pemabuk tidak ada mahkluk lain yang mempengaruhi kesadarannya sedangkan yang satunya ada mahkluk astral yang mempengaruhi kesadaran mereka. Beginilah sebenarnya proses kerasukan. Tidak ada roh yang di rasuki raganya oleh mahkluk lain melainkan kesadaran mahkluk tersebut di pengaruhi oleh mahkluk lain. Berikut diagram proses kesadaran untuk mengenalkan pembaca sedikit tentang Abhidhamma:

Untuk lebih detail mengenai proses kesadaran, akan di bahas dalam post yang akan datang di bab Abhidhamma! 

Sampai saat ini belum pernah di temukan mahkluk petta yang dapat membunuh manusia secara langsung seperti yang di gambarkan di media-media. Perlu di perhatikan bahwa memang ada mahkluk astral yang dapat membunuh manusia tapi kategori mereka sudah berbeda. Mereka bukan hanya mahkluk petta biasa. Mereka biasa di sebut petta asura yaitu mahkluk petta yang memiliki kekuatan seperti asura atau iblis. Mahkluk ini sangat berbeda dengan mahkluk petta yang menderita. Mahkluk ini jauh memiliki kebebasan dan kesenangan.
Genderuwo salah satu petta asura di Indonesia
Nyi Blorong, Snake queen (Dewa Asura)
Ada pula mahkluk lain seperti Yakkha, Gandabba (gandarwa), Kumbhadda, Naga atau siluman, dan beberapa dewa bumi tingkat rendah yang memiliki niat buruk yang ingin mencelakai manusia dan dapat membunuh manusia. Biasanya manusia yang di ganggu atau di bunuh oleh mahkluk jenis ini pasti ada penyebabnya yang cukup serius. Seperti jika manusia tersebut melakukan perjanjian dengan mahkluk ini untuk menyebabkan manusia tersebut kaya kemudian manusia tersebut ingkar perjanjian. Tentu jika mereka mahkluk yang baik atau dewa yang baik mereka tidak akan marah, tetapi sama seperti manusia , di alam surgapun masih ada dewa yang memiliki sifat buruk karena mereka masih belum meraih kesucian magga dan phala; mereka bukan seorang ariya pugala jadi wajar jika mereka masih melakukan tabiat buruk.

Setelah kita mengerti dengan jelas tentang mahkluk petta, jangan sampai kita menjadikan mahkluk petta sebagai objek kebencian kita. Anggap saja mereka sama seperti kita sama seperti hewan yaitu mahkluk lain yang sama-sama masih berjuang untuk keluar dari samsara ini. Jika kita bertemu dengan mereka atau bahkan tinggal bersama mereka, kita seharusnya memancarkan cinta kasih kepada mereka dan jika di perlukan limpahkan jasa kepada mereka. Sering-sering pula kita untuk membacakan paritta dan Dhamma khotbah Sang Buddha. Ini semua tidak bertujuan untuk mengusir mereka melainkan untuk membuat mereka tenang dan dapat terlahir kembali ke alam lebih baik atau jika mereka adalah mahkluk penunggu rumah, mereka akan tenang dan akan senang hidup berdampingan dengan kita.

Four Deva Kings Promises of Atanatiya Sutta for Protection
 Untuk pengusiran mahkluk astral, kita sebagai umat Buddha sudah di berikan Atanatiya Sutta oleh ke empat raja dewa dengan persetujuan Sang Buddha. Kita dapat melakukan hal ini jika memang syarat-syarat dalam sutta tersebut memenuhi dan jika mahkluk tersebut sudah benar-benar sangat membahayakan orang lain. Jangan sampai menggunakan paritta atau sutta perlindungan ini dengan asal-asalan sebab konsekuensi karma nya juga cukup besar bagi kita dan mahkluk lain yang mengganggu tersebut. Mahkluk yang mengganggu tersebut akan mendapat hukuman yang berat dari ke empat raja dewa. Tentunya kita yang memiliki cinta kasih tidak akan tega untuk melakukan hal tersebut jika masalahnya hanya masalah kecil dan sepele.

Semoga sedikit kutipan tentang hantu ini mengubah cara pandang kita dan membuat kita tertarik untuk mengerti dan menyelidiki Dhamma, bukan hanya mempercayai tradisi dan doktrin dari masyarakat saja. Semoga kita saling mengasihi dengan mahkluk petta dan mahkluk lainnya

Sabbe Satta Bhavantu Sukhittata 

by Dhammadina A.

 Reference:
https://samaggi-phala.or.id/tipitaka/petavatthu-2-2/
http://www.vipassana.com.my/eBooks/AbhidhamaScience.pdf
Tin Mon, Dr.Mehm. October 2007. " Karma The Real Creator ".Yadanar Min Literature.
http://buddhissmansa.blogspot.com/2010/11/31-alam-kehidupan.html

Cek pos terbaru kami mengenai: Asura atau Iblis

Komentar

  1. Pemeluk Budhism pada banyak yg bingung antara pengakuan ada dan tiada mahluk2 ini di aliran budha,
    tapi sebetulnya ada dan diakui, bahkan ada klasifikasinya, disebut oleh Budha sendiri dengan contoh kasus dan adanya sutra untuk membasmi mahluk astral yg jahat.

    BalasHapus

Posting Komentar

Postingan Populer