Mengenal Mahkluk Iblis atau Asura dan Pesugihan


Karena banyak pembaca yang tertarik sekali dengan postingan mahkluk peta, postingan kali ini juga tidak kalah seru: Asura

Siapa sih asura itu? 


Nyi Blorong, Dewa asura yang terkenal di Indonesia
Asura adalah sejenis mahkluk setengah dewa atau biasa di kenal sebagai iblis, siluman, atau jin. Kategori mahkluk ini berbeda dari hantu (peta) maupun dewa. Mahkluk ini cenderung memiliki kekuatan, kesenangan, dan usia panjang seperti para dewa, namun mereka bukanlah dewa. Kehidupan mereka pun juga sangat berbeda dengan kehidupan di alam-alam menderita di mana mahkluk menderita lain seperti peta tidak dapat merasakan kesenangan.  Di alam asura, mereka masih dapat merasakan kesenangan.

Sang Buddha mengelompokkan mahkluk ini menjadi 3 kelompok:
  1. Dewa Asura: asura yang dulunya adalah dewa namun karena perbuatan buruknya di usir dari alam surga 
  2. Niraya Asura : asura yang tinggal di alam neraka
  3. Peta Asura: peta/ Hantu yang memiliki kekuatan seperti asura

 Ciri-ciri dari masing-masing asura ini sungguh berbeda. Namun, dari segi karakteristik, para asura ini sama-sama memiliki pikiran yang berakarkan kesombongan (manna), iri hati (issa), dan keserakahan (lobha) yang kuat. Mereka juga lalai menjalankan Dhamma dan melatih sila mereka.

Demikian penjelasan dari masing-masing kategori: 

Dewa Asura


Kisah seorang pria yang menjadi pengikut dewa asura ular

Dari ketiga jenis asura, dewa asura inilah yang tergolong paling kuat sebab dari kelahiran, mereka terlahir sebagai dewa, tetapi karena perbuatan buruk mereka, mereka harus di usir keluar dari alam surga. Sejarah tentang di usirnya para asura ini di ceritakan di berbagai sutta seperti Deva Sutta, Vepacitti Sutta, dan Subhasita Jaya Sutta. Dalam sutta-sutta ini di kisahkan oleh Sang Buddha, pada jaman dahulu para dewa tinggal bersama-sama di atas gunung Meru dan menikmati kebahagiaan surgawi mereka. Namun, ada beberapa dewa yang kemudian memiliki perilaku yang tidak layak seperti melanggar moralitas dan minum-minum keras. Sakka raja para dewa pada saat itu kemudian mengambil tindakan dengan mengusir para dewa yang tidak bermoral itu keluar dari alam surga (Tavatimsa) menuju ke bawah gunung meru dan ke alam manusia. Oleh karena pengusiran inilah para dewa yang tidak bermoral itu tidak terima kemudian mereka membenci para dewa dan berseteru dengan para dewa.

Sakka memimpin perang dengan asura/iblis
Walaupun kehidupan mereka memang masih baik, namun pikiran mereka sering cemas dan gelisah serta haus akan kekuasaan dan pengikut. Hal ini mungkin di sebabkan akibat kejatuhan mereka dari alam dewa. Beberapa penguasa dewa asura yang terkenal adalah Vepacitti, Rahu, Subali, Pahara, Sambarati, dan Vinipatika. Di Buddha Vamsa di kisahkan pula bahwa istri dewa Sakka yang bernama Suja juga merupakan putri asura. Karena ikatan cinta dari kelahiran lampau kepada istrinya, dewa Sakka mencoba untuk menculik istrinya Suja dari para asura dan membawanya ke alam dewa. Ini adalah bukti bahwa sebenarnya dewa asura secara kelahiran adalah dewa namun karena perbuatan merekalah yang menyebabkan mereka turun statusnya.

Niraya Asura -Iblis Neraka


Niraya Asura
Asura jenis ini paling jarang di ceritakan sebab mereka tinggal di alam neraka dan jarang di jumpai di alam manusia. Asura jenis ini di ceritakan hidup berdampingan dengan mahkluk neraka. Mereka juga terkadang senang menyiksa para mahkluk neraka. Di dalam Buddha Vamsa, di kisahkan dewa Yama (penguasa surga ketiga) adalah yang bertugas mengatur para iblis neraka ini. Dewa Yama memiliki salah satu senjata terdasyat yang ada di muka bumi yang berada di mata ketiganya. Dengan mata ketiga inilah dewa Yama mampu mengatur para iblis neraka ini. Dalam buku " menguak misteri kematian " deskripsi niraya asura berujuk pada asura yang berwujud kelelawar yang tinggal bergelantungan di alam neraka.

Peta Asura-Hantu Asura 

Peta asura adalah mahkluk yang terlahir di alam peta atau hantu yang memiliki kekuatan dan sifat seperti asura. Asura jenis ini di dalam petavathu di kategorikan dalam kalakancika, vemanika, dan avuddhika. Kalakancika adalah peta asura yang memiliki kekuatan. Mereka biasanya adalah hantu yang terlalu lama tinggal di alam hantu kemudian karena kemelekatannya semakin kuat menjadi faktor bagi hantu ini untuk menjadi asura. Oleh karena itu biasanya jika seseorang meninggal menuju ke alam hantu atau peta, maka sanak saudaranya di anjurkan untuk segera melimpahkan jasa kepada mereka supaya mereka segera terbebas dari alam hantu. Jika tidak, maka akan susah bagi mereka untuk bertumimbal lahir lagi di karenakan kemelekatan mereka semakin meningkat.

Kisah Hantu Pemberi Minuman--Myanmar

Belum lagi di kisahkan jika seseorang meninggal ke alam peta/hantu (paradatupajivika peta), jika dia lengah, dia dapat terpengaruh oleh hantu lain untuk tetap melekati alam hantu. Contohnya adalah kisah hantu wanita pemberi minum para bhikku di Myanmar. Di kisahkan ada seorang wanita Buddhis yang baik dan taat pada agama. Wanita ini tinggal di vihara sebagai pembantu vihara yang biasa sering membuatkan minuman pada para bhikkhu. Wanita ini di kenal sebagai " pot lady."  Suatu hari wanita ini meninggal dunia karena sakit dan terlahir kembali di alam hantu/peta. Sanak keluarga telah memberikan wanita ini pemakaman yang layak serta mengundang para bhikkhu untuk pelimpahan jasa. Namun, setelah seminggu kematiannya, si hantu wanita ini ternyata belum saja bertumimbal lahir kembali. Hal ini di karenakan setelah seminggu kematiannya, pelayan vihara pengganti wanita ini merasa ada hal yang janggal di dapurnya pada jam-jam sebelum bhikkhu makan pagi dan makan siang. Terdapat suara gemerisik gelas-gelas dan piring-piring di dapur.

Kemudian, ada seorang bhikkhu yang mampu melihat hantu wanita ini dengan kemampuan batinnya. Hantu wanita ini merasa sedih. Dia berkata pada bhikkhu tersebut supaya di adakan upacara pelimpahan jasa untuk dia agar dia bisa keluar dari alam hantu. Bhikkhu tersebut memberitau hantu wanita tersebut bahwa keluarganya telah memberi pelimpahan jasa kepadanya tepat setelah pemakamannya. Hantu itu terkejut dan meminta maaf kepada bhikkhu itu. Dia lalu menceritakan mengapa dia tidak hadir saat pelimpahan jasa untuknya di lakukan. Ternyata hantu wanita ini setelah dia terlahir di alam hantu, dia berkenalan dengan hantu-hantu lain dan menjadi teman. Teman-teman hantunya ini mempengaruhi dia untuk pergi dan jalan-jalan ke tempat yang indah di alam hantu. Teman-teman hantu wanita ini tau bahwa jika hantu wanita ini tidak segera tumimbal lahir dan masih gentayangan, sanak saudara wanita ini pasti akan memberikan banyak persembahan sesajian dan makanan. Ini bisa menjadi pesta besar bagi para teman-teman hantu wanita ini. Akhirnya setelah hantu wanita ini bercerita dengan bhikkhu tersebut, diadakanlah pelimpahan jasa untuk wanita ini dan diapun bisa terlahir kembali dan keluar dari alam hantu.

Kisah hantu wanita ini mengingatkan bahwa jika terlalu lama tinggal di alam peta khususnya paradatu (hantu gentayangan), maka akan susah untuk keluar dari alam itu. Hantu wanita tersebut di butakan oleh teman-teman hantunya supaya terus melekati alam hantu tersebut. Dan jika ini terjadi sangat lama, hantu wanita ini dapat menjadi hantu asura kalakancika. Sedangkan untuk jenis vemanika adalah hantu asura yang menderita di pagi hari dan berbahagia di malam hari. Masyarakat sering mengenal dengan sebutan vampir.

Kisah Hantu Vemanika (bergembira di malam hari dan menderita di siang hari)


Vampir, bahagia di malam dan menderita di siang hari
Ada sebuah cerita di jaman dahulu. Pada waktu itu hiduplah seorang penjahat besar, penjahat ini suka membunuh, suka merampok serta berbagai bentuk kejahatan dan kekejaman lainnya. Tetapi penjahat ini mempunyai kebiasaan unik, setiap hari Uposatha atau tanggal 1, 8, 15, 23 menurut penanggalan bulan (Imlek), dia menjalani sila atau latihan kemoralan. Libur, tidak berbuat segala bentuk kejahatan. Selama penjahat ini libur, dia menjalankan sila. Dia betul-betul menghindari pembunuhan, pencurian, pelanggaran kesusilaan, berbohong maupun mabuk-mabukan. Hari itu adalah hari libur total. Pelaksanaan latihan kemoralan sehari dalam satu minggu ini dilakukannya selama bertahun-tahun. Setelah meninggal dunia, penjahat ini karena kejahatannya, dia terlahir di alam menderita, alam peta.
Namun, akibat kebiasaaannya melaksanakan sila seminggu sekali, dia terlahir di alam Vemanika Peta. Seperti yang di ceritakan, alam peta ini punya kekhususan. Makhluk yang terlahir di alam Peta ini bila malam merasakan penderitaan yang luar biasa namun bila siang berbahagia di surga. Peta asura ini juga memiliki kekuatan karena perbuatan baiknya selama menjalankan uposatha.

Sedangkan untuk avuddhika peta, adalah peta yang sering bermusuhan satu sama lain selama hidupnya. Hantu jenis ini pasti memiliki dendam dalam diri mereka ketika mereka masih hidup namun mereka juga masih melakukan perbuatan baik. Sehingga, ketika mereka terlahir di alam hantu ini mereka selalu haus akan balas dendam dan akan selalu gelisah dan menderita jika dendam mereka tidak terbalaskan. Karena perbuatan baiknya, hantu asura ini memiliki kekuasaan dan tempat tinggal seperti di batu, pohon, barang-barang keramat. Tentu hantu ini beda dengan hantu pada umumnya yang tidak punya tempat tinggal dan bekeleleran di jalan dan pekuburan dengan menderita. 

Kisah Hantu Asura Pembunuh


 Di kisahkan pada era 90 an di Thailand terdapat suatu jalan yang terkenal angker. Jalan tersebut sering merenggut korban dan banyak kejadian aneh yang terjadi di daerah tersebut. Banyak sekali orang-orang yang melintas jalan tersebut terutama pada malam hari, merasa bahwa ada suara tangisan perempuan dan banyak kejadian mengerikan lainnya seperti secara tiba-tiba lampu di jalan tersebut berkedip-kedip atau beberapa mobil dan motor yang melintas di daerah tersebut tidak bisa di rem sehingga kecelakaan sering terjadi. Suatu hari ada  seorang Bhikkhu yang sakti yang kebetulan tengah melintas melalui jalan itu untuk melayani umat. Bhikkhu tersebut bersama kapiyanya melintas di jalan tersebut, namun tiba-tiba mobil tersebut tiba-tiba tidak bisa bergerak. 


Bhikkhu tersebut kemudian dengan mata batinnya melihat bahwa ada hantu asura wanita yang tengah mengganggu perjalanan beliau. Bhikkhu tersebut kemudian menanyakan hantu asura wanita tersebut mengapa dia berbuat demikian. Hantu asura tersebut kemudian berkata bahwa dia ingin memuaskan dendamnya atas kematian anaknya. Di kelahiran sebelumnya sebagai manusia, dia menceritakan bahwa dia ditabrak lari oleh seorang pengendara di jalan itu sehingga menyebabkan anak satu-satunya meninggal dunia. Ketika itu dia masih hidup namun terluka parah, dia mencoba meminta tolong namun tak ada seorang pun yang mau menolongnya di kala itu. Bahkan ketika itu ada beberapa orang melintasi daerah itu namun tak menoleh sedikitpun untuk menolong dia dan anaknya. Karena terlalu lama tidak di tolong, dia akhirnya meninggal dunia di jalan tersebut dan terlahir kembali sebagai hantu asura yang tinggal di pinggiran jalan tersebut. 

Hantu asura ini karena mengingat sikap masyarakat yang tidak menghiraukan dirinya dan anaknya, dia menjadi sangat dendam dengan pengemudi yang melintas di jalan tersebut. Oleh karena itu, dia terus berusaha mengganggu pengemudi yang melintas ke jalan tersebut. Dia sering membuat bayangan-bayangan, dengan kekuatannya membuat rem kendaraan tidak berfungsi, menakut-nakuti pengemudi supaya banyak yang meninggal seperti dirinya. 

Bhikkhu tersebut kemudian menasehati hantu asura ini untuk tidak melakukan balas dendamnya, sebab balas dendamnya hanya akan menambah karma buruk dan penderitaannya akan menjadi lama. Pada mulanya hantu asura ini tetap tidak peduli dengan nasehat bhikkhu tersebut, namun setelah bhikkhu tersebut memberi tau masyarakat sekitar untuk sering-sering membacakan paritta dan memancarkan cinta kasih untuk hantu asura tersebut, serta banyak-banyak membantu orang. Akhirnya hantu asura tersebut menjadi tenang dan dia tidak melakukan balas dendam lagi kepada pengemudi di jalan angker tersebut. Si hantu asura kemudian berterima kasih kepada bhikkhu tersebut sebab telah membantu dia untuk tidak berbuat karma buruk lagi. 




Asura atau iblis memang mahkluk yang lebih menyeramkan daripada peta/hantu. Mereka biasanya sering di kaitkan dengan berbagai macam kejadian misterius yang terkadang sulit untuk di logika, seperti kejadian hilangnya seseorang menuju ke alam gaib dan kejadian-kejadian pesugihan. Namun, keberadaan mereka memang ada. Kelahiran seseorang menuju ke alam asura biasanya di sebabkan oleh keserakahan dengan berlandaskan kebodohan batin sama seperti peta/hantu. Bedanya adalah para asura ini masih  mendapatkan buah dari karma baik mereka sehingga secara kelahiran, mereka lebih baik daripada peta/hantu. 

Apakah Asura/ Iblis bisa membunuh manusia? 

Balas Dendam 

Jawabannya bisa. Tapi tergantung pada kelompok asura apa. Dewa asura jelas dapat membunuh manusia karena secara kelahiran mereka seperti dewa. Selain itu pernah di kisahkan di dalam sutta bahwa ada salah satu jendral raja Pasenadi Kosala yang mati terbunuh karena asura berwujud kerbau. Hal ini terjadi akibat dendam dari masa lampau yang tak kunjung selesai. Beruntung sebelum jendral itu meninggal, Sang Buddha berhasil membabarkan Dhamma pada jendral itu dan berhasil meraih kesucian. Hal ini jelas menunjukan bahwa asura dapat membunuh manusia belum lagi kisah-kisah mati tidak wajar akibat pesugihan. Pelaku dari perbuatan ini kebanyakan adalah asura maupun dewa jahat. Asura juga terkenal senang memakan daging dan mayat di pekuburan khususnya mereka yang berwujud siluman dan raksasa. 

Hal lain yang mungkin bisa di lakukan oleh asura adalah menculik seseorang khususnya bayi.

Kisah Asura Penculik Bayi
Kuyang, asura pemakan bayi

Di kisahkan di jaman Sang Buddha ada seorang perumah tangga yang tidak dapat memiliki anak dari istri pertamanya. Si istri pertama sangatlah sedih akan hal ini lalu dia merelakan suaminya untuk menikah lagi. Akhirnya dengan istri kedua, perumah tangga ini berhasil memiliki anak, sehingga membuat perumah tangga ini senang dan lebih mencintai istri keduanya. Istri pertama merasa cemburu pada istri kedua dan dia berusaha untuk merusak kecantikan istri pertama dengan memberi racun. Rencana tersebut akhirnya berhasil menyebabkan istri kedua buruk rupa dan si suami tersebut merasa jijik dengan istri keduanya namun masih tetap mencintainya karena dialah yang bisa memberikan keturunan. 

Ini sungguh membuat istri pertama haus untuk membalaskan rasa cemburunya. Sehingga dia melakukan tindakan keji terhadap anak dari istri kedua. Istri pertama berhasil meracuni anak istri kedua tanpa di ketahui suaminya. Hingga akhirnya istri kedua tau bahwa istri pertama adalah pelaku di balik pembunuhan anaknya. Karena dendamnya ini, dia bersumpah untuk terus memangsa anak dari istri pertama di kehidupan mendatang. 

Jadilah sumpah tersebut. Di kehidupan mendatang tiap kali istri pertama memiliki anak, istri kedua selalu memangsanya baik itu di alam hewan maupun manusia. Hingga di kehidupannya pada jaman Sang Buddha, istri pertama terlahir sebagai perumah tangga dan istri kedua terlahir sebagai asura. Asura ini selalu mengganggu bayi milik istri pertama dan menginginkan bayi tersebut. Suatu hari asura ini mencoba menyerang bayi tersebut namun berhasil di selamatkan oleh istri pertama. Karena tak ada tempat untuk berlindung, istri pertama kemudian pergi menuju Vihara Jetavana tempat Buddha berada. Di sana dewa pelindung vihara tidak memperbolehkan asura tersebut untuk masuk sehingga perumah tangga dan bayinya bisa berlindung. 

Sang Buddha kemudian dengan mata batinnya melihat kejadian lampau wanita tersebut yang dendam satu sama lain. Lalu beliau memanggil masuk asura tersebut untuk masuk vihara. Sang Buddha kemudian menceritakan kepada mereka berdua dendam mereka yang telah terjadi beratus-ratus kehidupan dan mengajarkan Dhamma kepada mereka. Akhirnya mereka berdua dapat saling mengasihi satu sama lain dan si istri pertama pun bahkan mempercayakan anaknya kepada asura yang adalah istri kedua. 

Kembali ke kisah penculikan oleh asura/iblis, banyak sekali kisah-kisah saat ini di mana orang hilang kemudian di temukan dalam keadaan gila maupun tewas. Kemungkinan pelaku dari perbuatan ini adalah asura maupun dewa tingkat rendah yang memiliki maksud jahat (jika orang tersebut memang di culik oleh sosok astral). Hantu/peta biasa tidak mungkin bisa melakukannya. Walau sejahat-jahatnya asura, kita sebagai umat Buddha tidaklah perlu takut pada mereka. Justru kita harus senantiasa memancarkan cinta kasih kita pada mereka dan membabarkan Dhamma. Jika memang asura tersebut masih mengganggu bahkan mencelakai kita bisa meminta bantuan para dewa, kakak seDhamma kita seperti yang di jelaskan pada post sebelumnya.

Buddha, Penakluk Mara, Para Dewa Jahat, dan Para Asura


Lalu Bagaimana Masalah Pesugihan? ---Ikuti Post Selanjutnya






Komentar

Posting Komentar

Postingan Populer